Tradisi Tatu Dayak Sebagai Simbol Strata Sosial
DOI:
https://doi.org/10.53797/anp.jssh.v3sp.5.2022Keywords:
Tatu Dayak, tradisi, simbol, strata sosialAbstract
Indonesia merupakan sebuah negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Pada masa ini, Indonesia direkodkan mempunyai 1,340 suku yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, dan dari Miangas hingga Palau Rote. Salah satu suku ini ialah Suku Dayak. Suku Dayak mendiami wilayah Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat, dan dianggap sebagai suku asli tertua dan terbesar di Kalimantan. Selain itu, banyak suku Dayak mendiami kawasan pinggir sungai dan hutan pedalaman. Kehidupan seharian suku Dayak tetap terikat dengan budaya dan ketentuan adatnya. Salah satu budaya unik suku Dayak ialah tradisi tatu. Tatu adalah lukisan atau lukisan pada bahagian tubuh manusia yang bagi sesetengah orang Indonesia adalah pantang larang atau dilarang. Namun, bagi suku kaum ini, kewujudan tatu berkait rapat dengan falsafah. Tatu digunakan sebagai medium komunikasi untuk menyampaikan identiti mereka. Pendirian tatu Dayak menjadi penegasan kekuatan, kepakaran, pengembaraan, dan simbol strata sosial. Bahan yang digunakan untuk membuat tatu berasal dari alam semula jadi, jadi warna yang terhasil adalah hitam. Suku Dayak percaya bahawa tatu di badan mereka akan bertukar warna menjadi emas dan akan menerangi jalan keabadian selepas mereka mati. Untuk menghuraikan lebih lanjut mengenai tradisi tatu Dayak, para penyelidik menggunakan teori daripada Clifford Geertz.
Downloads
References
Darmadi, H. (2016). Dayak Asal-Usul dan Penyebarannya di Bumi Borneo. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial. 3(2), 322-340.
Driyanti, R. (2011). Makna Simbolik Tato Bagi Manusia Dayak dalam Kajian Hermeneutika Paul Ricoeur. (Publication No. T28858) [Tesis, Universitas Indonesia]. Depok [Doctoral dissertation, Wilmington University]. Universitas Indonesia Library.
Endi, S. (2017). Tato Dayak, Jejak yang Bercerita. [Online]. Diakses dari https://www.benarnews.org/indonesian/berita/tattoo-symbol-05052017151411.html
Geertz, C. (1992). Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Fakhri, M., & Kahija, Y. F. L. (2015). Menelusuri Kehidupan Pantang Iban: Gambaran Psikologi Manusia Berbudaya Tato Sebuah Interpretative Phenomenological Analysis. Jurnal Empati. 4 (2), 51-57.
Keesing, R. M. (1997). Teori-Teori Tentang Budaya. Jurnal Antopologi Indonesia. (52), 4-32. Doi 10.7454/ai.v0i52.3313
Masdudin, I. (2009). Berpetualang Bersama Suku Dayak. Jakarta: Buana Cipta Pustaka.
Maunati, Y. (2004). Identita Dayak: Komodifikasi & Politik Kebudayaan. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.
Pradita, M. E. (2013). Tato Sebagai Sebuah Media Komunikasi Non Verbal Suku Dayak Bahau. eJournal Ilmu Komunikasi. 1(4), 1-15.
Prasetijo, A. (2008). Konsep Kebudayaan Menurut Geertz. [Online]. Diakses dari https://etnobudaya.net/2008/04/01/konsep-kebudayaan-menurut-geertz/
Purwanti, S. H. (2016). Mengenal DNA: Populasi Batak, Jawa, Dayak, Toraja, dan Trunyan. Jakarta: Rayyana
Sada, C., Alas, Y., & Anshari, M. (2019). Indigenous People of Borneo (Dayak): Development, Social Cultural Perspective and Its Challenges. Cogent Arts & Humanities. 6 (1), 1-12. Doi: https://doi.org/10.1080/23311983.2019.1665936
Sari, M., & Asmendri. (2020). Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan IPA. Natural Science: Jurnal Penelitian Bidang IPA, dan Pendidikan Ipa. 6 (1), 41-53.
Schwenk, R. L. (1975). Iban Solidarity: Structural Factors That Promote Development. Missiology: An International Review. 3 (2). Doi: https://doi.org/10.1177/009182967500300207
Sepa, N. W., Bahari, Y., & Fatmawati. (2019). Analisis Pergeseran Makna Tato Suku Dayak Iban Pada Generasi Muda di Desa Batu Lintang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa. 8 (8), 1-9.
Sia, E. F., & Yunanto, T. A. R. (2019). Pemaknaan dan Konsekuensi Budaya Tato Pada Suku Dayak. Jurnal Insight Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember. 15 (2), 213-219. Doi: 10.32528/inas.vl5i2.1849.
Simanjuntak, B. A., & Sosrodihardjo, S. (2014). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Soemadi, R. W. (2011). Budaya Masyarakat Dayak. Jakarta: PT Multi Kreai Satu Delapan.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Dewi Raihan Aryanti, Shiska Sumawinata, Nurdiani Fathiraini

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.